Hanif Ys
 
Pagi ini kembang berkidung
Berhias meraih tetes embun diambang mentari
Seperti kita sayang….,
Tersenyum di tunas hari agar terajut cinta hingga nanti
Bangunlah istriku,
Dengarkan burung bersenandung,
dan ijinkan kupetik dawai dari aroma helai rambutmu
Dengarkanlah,
tiap sentuhan menjadi lagu seiring debar jantungmu

* * *

Ingatkan aku saat nafas terpacu
Di atas tilam dalam remang oleh cemburu sang bulan,
saat  pernikahan kita masih belia

* * *

Gemerlapanlah hati dan jiwa oleh cinta di bibirmu
Setiap waktu bercumbu menjadi altar ibadah baru
Dan acapkali saat bulan mulai berlabuh,
kita rayakan cinta dan sejuta ungkapan rindu
Setiap ku sentuh engkau dengan hatiku
Bak merangkai indahnya seribu sonata
Dan kadangkala saat angin meniup lentera,
matamu redup seperti dian disela desir pawana
* * *


Kutangkupkan hati dan jiwa dalam sikap bersembahyang
Memanjatkan harap dan doa agar kita berkekalan
Dan dalam sujudku ditengah malam,
Aku meminta sepanjang hayat bersandingan

* * *

Malam pun datang bulan menari,
gemetar ikuti ombak sepanjang sisa melodi
Seperti kita sayang……,
berdebar meniti cinta dari menikah hingga ke mati
Kemarilah istriku,
rebahlah kupeluk engkau dalam pasrahmu,
biarlah hasrat mengalir dalam setiap denyut nadi kita
berdoalah selagi hasrat menyatu


Di usia kita yang sudah tak muda lagi
Semoga cinta tetap berlabuh dalam gairah rindu abadi


 Mahesa's inspired
 
Ijinkan malam ini ku mengukir harap
Menggapai purnama redup di balik awan
Dan aku terbenan dalam senandung sendu yang sering kau lantunkan

Tak tersirat di dadaku menepis mimpi, memburai asa kita
Seteguk arak sudah cukup memabukkanku
Dan belajar pada lilin yang bercinta
Serta sayap kupu-kupu yang tak bisa tersentuh api

Kuhanya merajut hidup yang tlah tergaris
Menapaki jalan yang mengantarku padamu
Merangkai senja yang pernah aku janjikan dahulu
Kau bawakan aku angin sayapku tuk mengepak tanpa minta dahan tuk balasan
Kau beri aku tawa yang bisa tenangkan badai
Dan cerita saat kuingin berbagi tentang segala yang kulalui sepanjang hari
Serta kedamaian dengan sejumput senyummu

Aku malu pada waktu yang enggan kembali
Karena sayapku tlah lemah, sayang
Tak tahu harus kemana bersinggah

Lelah sudah ku mencari ranting kering di tengah dahaga yang tak berujung
Dan kemarau yang meranggaskan dedaunan

Tak kah kau rasakan gundah hati ini
Bak gelisah angin di terik kemarau
Menggemerisik di pengasingan
Ada bisikan tentang gulanaku.

Tunggu aku di batas waktu,
Kubawakan senja itu untukmu
Istriku